Senin - Jumat, 06.30 WIB - 21.00 WIB | Sabtu, 06.30 WIB - 19.00 WIB
ultramedicaho@gmail.com

Mengenal dan Mengetahui Arti dari Hasil Tes HbsAg Reaktif

Ultra Medica - HBsAg merupakan singkatan dari Hepatitis B surface antigen, dimana ini merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit hepatitis B. Hasil pemeriksaan HbsAg akan keluar dengan dua bentuk yakni Reaktif (Positif) dan Non-Reaktif (Negatif). Bila hasil tes menyatakan Positif/Reaktif, maka dapat dikatakan bahwa tubuh telah terinfeksi virus Hepatitis B.

Apa itu Hepatitis B?
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang umumnya disebarkan melalui paparan cairan tubuh yang terinfeksi. Ketika seseorang terinfeksi virus ini, tak jarang resiko yang ditimbulkan beragam hingga resiko yang lebih berbahaya seperti kerusakan organ atau kanker hati.

Apa gejala dari hepatitis B?
Gejala dari penyakit ini dapat beragam dan bahkan ada yang tidak memiliki gejala sama sekali. Umumnya gejala yang didapat berupa:
● Demam
● Malaise
● Kehilangan nafsu makan
● Diare
● Mual
● Ketidaknyamanan pada perut
● Urin berwarna gelap atau keruh
● Kulit dan putih mata menguning
● Mudah merasa lelah

Pengobatan Hepatitis B
Hepatitis memiliki jenis yang beragam dan tingkat keparahan pada penyakit ini menjadikan pengobatannya juga memiliki tingkat yang berbeda-beda diantaranya:

1. Setelah Terpapar
Pada tahap ini, pasien akan diberikan suntikan imunoglobulin dalam waktu 12 jam setelah terpapar virus. Obat ini memiliki perlindungan jangka pendek, sehingga dokter akan menyarankan untuk segera melakukan vaksin hepatitis B di saat yang bersamaan.

2. Infeksi Akut
Infeksi akut biasanya cenderung akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Dokter umumnya akan menyarankan untuk banyak beristirahat, mengkonsumsi nutrisi yang tepat, serta cairan agar tubuh dapat melawan infeksi dengan sendirinya.

3. Infeksi Kronis
Dalam kasus dengan kondisi infeksi kronis, umumnya pengidap perlu melakukan pengobatan seumur hidup. Perawatan dapat mengurangi resiko dari penyakit ini dan mencegah menularkannya kepada orang lain.

Perawatan tersebut antara lain:
● Mengkonsumsi obat antivirus yang dapat membantu melawan virus dan memperlambat kemampuannya untuk merusak organ hati.
● Injeksi interferon, yakni pemberian obat melalui suntikan. Namun pemberian obat ini tidak disarankan bagi wanita hamil sebab dapat memicu efek samping berupa mual, muntah, depresi, serta kesulitan bernapas.
● Transplantasi hati. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat hati yang rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat.

Pencegahan hepatitis B
● Vaksinasi
Vaksinasi merupakan cara paling efektif melindungi diri dari virus hepatitis B, sehingga pemerintah sudah menggalakkan program ini sejak dini. Vaksin hepatitis biasanya sudah langsung diberikan pada bayi setelah lahir, atau anak-anak yang belum menerima vaksin ini sebelumnya.

Selain vaksinasi ketika bayi, vaksin ini juga dapat kembali diberikan pada orang dewasa utamanya dengan kondisi seperti pengidap HIV/Aids, pengidap penyakit hati kronis, maupun orang yang hendak melakukan perjalanan ke daerah berpotensi memiliki penularan hepatitis secara luas atau tinggi.

Namun sebelum melakukan vaksin, ada baiknya tetap memeriksakan diri guna mengetahui kondisi badan apakah sudah terjangkit atau belum. Hal ini dikarenakan waktu pemberian vaksin akan berpengaruh pada kondisi tubuh.

● Menjaga kebersihan tubuh
Kebiasaan baik dan sehat umumnya dapat mencegah timbulnya berbagai macam penyakit, salah satunya adalah hepatitis B. Rajin mencuci tangan sebelum makan merupakan salah satu faktor pencegah penyebaran virus ini sehingga dapat menjadi perlindungan diri yang mudah dan efektif dilakukan.

● Hindari berbagi peralatan pribadi
Barang-barang seperti handuk, sikat gigi, wadah maupun sendok makan sebaiknya diutamakan untuk digunakan sendiri dan tidak berbagi sebab salah satu sarana penyebaran virus ini adalah dari cairan tubuh seperti air liur dan darah yang bisa saja masih menempel di banyak benda.

● Melakukan hubungan seksual yang aman
Penularan virus ini adalah melalui darah dan cairan dalam tubuh seperti air mani. Oleh sebab itu melakukan hubungan seksual yang aman merupakan salah satu pencegahan virus ini. Hubungan seksual yang aman diantaranya adalah tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan pengaman, serta hindari hubungan seksual secara oral maupun anal.

● Berhati-hati dalam penggunaan jarum suntik
Jarum suntik idealnya adalah steril, sekali pakai dan satu orang menggunakan satu jarum suntik tanpa dibagi dengan orang lain. Jarum suntik dapat membawa cairan tubuh, sehingga rentan menjadi penyebab penularan penyakit jika tidak berhati-hati seperti saat pembuatan tato maupun penggunaan narkoba.

● Melakukan pemeriksaan secara berkala
Memeriksakan diri secara berkala memiliki manfaat yang besar terutama untuk mendeteksi suatu penyakit. Anda bisa melakukan pemeriksaan HbsAg di klinik Ultra Medica terdekat guna mengetahui apakah tubuh terjangkit virus ini atau tidak untuk dapat mulai melakukan berbagai pencegahan seperti yang disebutkan di atas.

Proses pemeriksaan ini tergolong cepat dan aman, sehingga pasien dapat dengan mudah mengetahui kondisi kesehatannya dan segera melakukan tindakan. Konsultasikan hasil dengan dokter bila Anda memerlukan penjelasan lebih lanjut hingga mendapatkan informasi serta perawatan yang diperlukan.