ultramedicaho@gmail.com

Kenali Ambang Aman Suara, Budaya Suara Keras Apakah Aman?

Ultramedica-Ragam budaya di negeri ini tentu ada banyak sekali, salah satunya adalah budaya yang baru lahir di daerah-daerah tertentu dengan mengusung volume suara yang cukup keras hingga menimbulan efek bergetar. Fenomena ini tentu menuai berbagai macam sikap dan sudut pandang dari masyarakat. Bagi penikmatnya, tentu hal ini wajar-wajar saja dan menjadi hiburan dimana acara semacam itu kadang dilakukan di ruang terbuka dan menarik minat banyak masyarakat. Namun bagi yang lainnya, hiburan ini tidak lebih dari kebisingan yang mengganggu dan lebih jauh dapat berdampak pada kesehatan terutama fungsi pendengaran. Terlebih, mereka yang terpapar suara keras ini berada dalam jarak dekat tanpa APD (Alat Pelindung Diri) yang mumpuni dan layak sehingga aman.

Salah satu yang menjadi sorotan dari digelarnya kegiatan ini selain kebisingannya, juga adalah durasinya yang bisa berjam-jam mencapai 6 hingga 7 jam. Dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi tersebut, kegiatan ini termasuk melebihi batas aman untuk pendengaran sesuai dengan yang direkomendasikan oleh WHO, yakni pada kisaran 85 desibel untuk 8 jam. Sementara, acara tersebut dapat menghasilkan suara hingga 135 desibel yang didengarkan bahkan tanpa alat peredam yang memadahi. Tentu saja, hal semacam ini akan cukp berbahaya untuk kesehatan jangka Panjang.

Dampak Panjang paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama diantaranya:

  • Merusak sel-sel rambut telinga secara permanen dimana sel-sel rambut tidak dapat beregenerasi.
  • Tinnitus (telinga berdengung)
  • Vertigo
  • Penurunan pendengaran suara halus
  • Peningkatan stress
  • Penurunan mood

 

Telinga manusia mempunyai batas, maka kenali ambang batas aman yang dapat ditampung oleh telinga kita. Batas aman yang bisa didengar manusia adalah 85 desibel; cukup aman didengar hingga 8 jam. Untuk 100 desibel hanya bisa didengar sekitar 15 menit, dan lebih dari itu antara 110-120 desibel, hanya dapat didengar beberapa menit saja. Sementara, ada beberapa paparan suara yang bahkan lebih dari itu dan didengarkan selama berjam-jam. Tentu hal ini sangat berdampak pada pendengaran.

Keseimbangan antara hiburan dan kenyamanan masyarakat merupakan hal penting yang perlu diselaraskan, terutama bagi mereka yang memiliki beberapa masalah kesehatan maupun anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
 

Meski begitu, bebrapa hal berikut ini dapat dilakukan guna mencegah sekaligus menurunkan resiko gangguan pendengaran akibat dari paparan suara keras, diantaranya:

  • Menggunakan pelindung telinga apabila terkena paparan suara keras (earmuff/earplug)
  • Menjaga jarak dari sumber suara
  • Melakukan pengecekan telinga secara rutin ke dokter THT atau bisa juga melakukan tes audiometri di Klinik Ultra medica
  • Edukasi terhadap semua lapisan masyarakat mengenai bahaya terpapar suara keras selama berjam-jam
  • Penyebaran infromasi yang tepat utamanya di kalangan anak muda serta mereka yang rentan dengan resiko

Pencegahan selalu menjadi opsi terbaik dalam menjaga diri dari berbagai penyakit dan agar kondisi kesehatan tetap stabil untuk menjalani hidup yang lebih produktif. Ingat, lakukan pemeriksaan rutin kesehatan di sarana kesehatan yang telah tersedia sebab kesehatan mrupakan investasi yang berharga. ***

 

Sumber: WHO, info Kemenkes